welcome to my blog

Jumat, 28 Januari 2011

Traitor.

I smile when you're always there
in tears when I menitikan you always present with me
You are always faithful to fill your heart and my day
you always gave me a sad smile on my time

coy ...
why are you kencingi this peace ...?
Where does the word "peace" that you carved in my heart.

Brow ...
something to the friendship which we live
if you stab me from behind.
Words begin to rot,
your heart feels stale and your smile is my grief.

Your smile just makes my heart hurt,
you're not my friend,
and you are a traitor.

Senin, 24 Januari 2011

Pengaruh Bantuan Asing terhadap Kemiskinan di Indonesia (Studi Kasus: Proyek Pemberantasan Kemiskinan ADB di Indonesia)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan yang selama ini sering kita lihat di sekitar, ternyata tidak hanya terjadi di situ saja. Kemiskinan tidak hanya menjadi agenda pembicaraan lokal di tingkatan pegawai kecamatan, anggota DPR ataukah DPRD, dan bahkan Presiden Indonesia saja. Kemiskinan pun ternyata menjadi pembicaraan hampir di setiap pelosok negeri, juga hampir di setiap pelosok dunia.
Total utang luar negeri Indonesia pada tahun 2009 tercatat sebesar USD 65, 7 milliar. Nominal ini di sesuaikan dengan tariff USD 1 = Rp 12.000,- . Belakangan diketahui, berdasarkan kesepakatan dan kebijakan pemerintah, Indonesia sepakat untuk menambah utang lagi dari ADB, AS, Australia (standby loan), dan lain-lain . Data itu hanya menggambarkan besar utang Indonesia dalam satu tahun. Dan nominal tersebut akan terus bertambah diakumulasikan dengan utang-utang di tahun sebelumnya. Khusus untuk ADB, 1967 adalah tahun pertama bantuan ADB masuk ke Indonesia, dan mulai dari tahun itu lah utang Indonesia ke ADB terus bertambah.
Bantuan-bantuan baik dari luar negeri, lembaga-lembaga donor, maupun dari hubungan kerja sama bilateral dan multilateral seakan menjadi kebutuhan terkhusus bagi Negara Dunia Ketiga. Adanya semangat membangun negara dalam program pembangunan dan pemberantasan kemiskinan seakan menjadi jenis kegiatan rutin dari program pemerintah di Negara Dunia Ketiga setiap tahunnya. Namun, kesanggupan pemerintah dalam hal pendanaan untuk program-program yang bertujuan peningkatan pendidikan, status kesehatan, status wanita, pertahanan keamanan, ekonomi, demografi, partisipasi politik, keragaman budaya, dan usaha kesejahteraan sosial.
Program pemberantasan kemiskinan yang selama ini diproyekkan Kabinet Indonesia Bersatu II, tidak hanya itu, program ini juga jadi proyek kabinet-kabinet sebelumnya. Ini seakan menjawab bahwa kemiskinan memang menjadi agenda yang belum terselesaikan jauh sebelumnya. Tahun 1966, Indonesia secara resmi masuk menjadi anggota ADB , dan sejak tahun itulah ADB menjadi pendonor terbesar untuk Indonesia. Indonesia pun merealisasikan bantuan-bantuan tersebut dalam berbagai macam proyek, terkhusus program pemberantasan kemiskinan. Dan yang ada, realitanya, persentase kemiskinan dari tahun ke tahun di Indonesia tidak pernah berbeda jauh. Bahkan standarisasi yang dipakai BPS untuk mengukur kemiskinan pun tidak sesuai dengan standarisasi global untuk mengukur kemiskinan. Dan jika standarisasi itu dirubah menjadi standarisasi global, jumlah rakyat yang tetap saja tergolong miskin akan berubah secara signifikan. Pertanyaan kemudian, apa pengaruh yang dihasilkan program-program pemberantasan kemiskinan di Indonesia? Apakah program tersebut betul-betul menjadi proyek? Hal tersebut yang akan fokus kita bahas kali ini.
B. Rumusan Masalah
Sebuah studi komprehensif yang dilakukan Bank Dunia memperkirakan bahwa 1,2 milyar penduduk dunia hidup dalam kemiskinan. Setengah dari jumlah itu, hidup dalam kemiskinan absolut: tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik minimum yang paling dasar sekalipun. UNDP memperkirakan bahwa 2/3 penduduk miskin di dunia berada di 9 negara Afrika-Asia dan 1 negara di Amerika latin: Ethiopia, Nigeria, Bangladesh, India, Indonesia, Pakistan, Pilipina, Cina, Vietnam, dan Brazil. Sebagian besar penduduk miskin adalah wanita dan anak-anak di pedesaan. Indonesia masih tergolong dalam 2/3 penduduk miskin dunia, padahal hingga Maret 2010, Indonesia sudah meminjam US $ 1.667 trilliun untuk melaksanakan pembangunan dalam berbagai aspek, trkhusus pemberantasan kemiskinan.
Untuk memfokuskan penelitian, penulis mengambil beberapa pertanyaan penelitian yang akan kita jawab di pembahasan, diantaranya:
1. Apakah yang dimakssud dan tergolong bantuan asing?
2. Bagaimanakah fenomena kemiskinan di Indonesia?
3. Bagaimanakah pengaruh bantuan asing terhadap program pemberantasan kemiskinan di Indonesia?
C. Landasan Teori
Kemiskinan
Kemiskinan secara mendasar diartikan sebagai keadaan yang serba keterbatasan. Secara umum, ada tiga klasifikasi yang dapat digunakan untuk memahami kemiskinan, diantaranya:
a. Gambaran kekurangan dan keterbatasan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
b. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” disini sangat beragam melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia
Secara global, standarisasi kemiskinan itu sendiri beragam. PBB menentukan standarisasi kemiskinan seseorang jika dia berpenghasilan di bawah US $ 1 per hari. Bank Dunia pun berbeda, standarisasi kemiskinan globalnya sekitar US $ 2 per hari. Sedang BPS, yang dipakai untuk mendata kemiskinan di Indonesia, seseorang dinyatakan miskin jika dia perpenghasilan US $ 0,6 per hari .
World System Theory
Immanuel Wallerstein memetakan ada tiga kelompok kelas di dunia karena dampak dari pembangunan tidak seimbang yang berlangsung secara internasional. Hierarki yang telah dihasilkan yakni core, semi periphery, dan periphery. Yang kaya dari wilayah core (Eropa Barat, Amerika Utara, dan Jepang) digerakkan atas penderitaan dari wilayah periphery (Negara Dunia Ketiga). Hierarki yang telah dikelompokkan tersebut seperti memetakan kelas sosial di dunia internasional.
Teori Ketergantungan
Teori ketergantungan/dependensi merupakan kritik yang paling radikal terhadap kaum ekonomi liberal dan berdasar atas analisis klasik kaum Marxis. Teori Ketergantungan tidak berharap pembangunan kapitalis berakar dan berkembang di Dunia Ketiga dengan cara yang sama ketika kapitalisme pertama kali muncul di Eropa Barat dan Amerika Utara, selain itu juga tidak mendukung model Soviet dengan sistemnya yang terpusat dan otoriter. Malahan, mendukung model Sosialis yang lebih desentralis dan demokratis. Teori ini telah muncul sebagai respon dari fakta bahwa bekas-bekas koloni Eropa telah mencapai kemerdekaan politik, namun mereka belum berkembang atau paling tidak ekonominya tetap berada di bawah ekonomi negara-negara maju atau bekas penjajahnya. Banyak negara “Afrika Hitam”, Asia Timur dan Tengah, serta Amerika latin dengan ekonomi dan teknologi mereka yang tetap tergantung; mereka terus saja mengekspor komuditas dan bahan-bahan mentah yang kemudian dipertukarkan dengan barang-barang jadi, dan banyak yang terpenetrasi oleh Multi National Coorporation (MNC) Negara-Negara Maju. Negara-negara yang mengontrol ekonomi dunia bertanggung jawab atas kemelaratan dan kemiskinan yang berujung pada ketergantungan yang terjadi di negara-negara berkembang akibat pertukaran yang tidak sebanding (unequal exchange, Anghiri Emanuel:1972).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah
Situasi sosial dunia dewasa ini ditandai kontradiksi. Meskipun sejak tahun 1970 pembangunan sosial beberapa negara mengalami kemajuan, sebagian besar bangsa masih dilanda perang, konflik sipil, pelanggaran HAM, pemerintahan korup, tekanan penduduk dan kemiskinan. Keadaan fisik dunia pun terus memprihatinkan. Masyarakat di berbagai belahan dunia menghadapi penurunan kualitas hidup akibat polusi, deforestasi, erosi tanah, kepunahan binatang, bencana alam, dan degradasi lingkungan hidup serta keragaman hayati.
Sebuah studi komprehensif yang dilakukan Bank Dunia memperkirakan bahwa 1,2 milyar penduduk dunia hidup dalam kemiskinan. Setengah dari jumlah itu, hidup dalam kemiskinan absolut: tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik minimum yang paling dasar sekalipun. UNDP memperkirakan bahwa 2/3 penduduk miskin di dunia berada di 9 negara Afrika-Asia dan 1 negara di Amerika latin: Ethiopia, Nigeria, Bangladesh, India, Indonesia, Pakistan, Pilipina, Cina, Vietnam, dan Brazil.
Sebagian besar penduduk miskin adalah wanita dan anak-anak di pedesaan. Kondisi kemiskinan sangat akut terutama pada keluarga yang dikepalai wanita yang suaminya pergi ke kota mencari pekerjaan. Seperti dilansir UNDP (1994), dunia kini bukan saja sedang mengalami globalisasi ekonomi, melainkan juga globalisasi kemiskinan. “Kemiskinan kini tidak lagi mengenal batas negara. Kemiskinan telah menjadi fenomena global. Ia berjalan menyebrangi perbatasan, tanpa paspor, dalam bentuk perdagangan obat-obat terlarang, penyakit, polusi, migrasi, terorisme, dan ketidakstabilan politik.”
Dua masalah serius yang menyebabkan rendahnya pembangunan sosial di negara-negara berkembang dan terbelakang adalah tekanan penduduk dan kemiskinan. Tingkat pertumbuhan penduduk dunia tahun 1995 mencapai 1,7%. Dengan tingkat pertumbuhan itu, jumlah penduduk dunia akan mencapai 6,1 miliar di tahun 2000, 7 miliar di tahun 2010, dan 8,2 miliar pada tahun 2025. Ironisnya, 80% dari pertumbuhan penduduk dunia sejak tahun 1960 terkonsentrasi di Asia, Afrika dan Amerika Latin, dan 95% dari peningkatan ini terkonsentrasi di negara-negara miskin di wilayah tersebut.
Secara keseluruhan, BPS mendata pada Maret 2009, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 32.530.000 jiwa dengan persentase 14,15 % dengan garis kemiskinan sebesar Rp 200.262,- per bulannya . Standarisasi yang dipakai BPS untuk menentukan seorang rakyat itu miskin atau tidak sangat jauh dari standarisasi kemiskinan global yang sering dipakai Bank Dunia atau PBB. BPS hanya menggolongkan seseorang itu miskin dengan upah minimum US $ 0,6 per hari. Jika standar ini diubah ke tingkat global, maka jelas jumlah penduduk miskin di Indonesia pun akan meningkat secra signifikan dan persentesainya pun akan meningkat tajam.
B. Analisis
Sebagaimana yang telah dibahasakan sebelumnya, kemiskinan dewasa ini telah menjadi masalah global. Hampir di setiap negara terdapat masalah kemiskinan. Meskipun data tentang kemiskinan di Negara-Negara Dunia Ketiga jauh lebih besar dan meningkat tajam daripada data tentang kemiskinan di Negara-Negara Dunia Pertama (Negara Maju). Karena telah menjadi masalah global dan menjadi agenda penyelesaian bersama di tingkat internasional, maka standarisasi penggolongan kemiskinan pun sebaiknya berlaku secara global. Namun, realitanya, masih terdapat banyak standarisasi untuk mengukur kemiskinan di berbagai negara juga berbagai lembaga-lembaga internasional. Bank Dunia melihat kemiskinan dengan standarisasi penghasilan US $ 2 per hari, PBB melihatnya dengan standarisasi penghasilan US $ 1 perhari. Dan Indonesia, melihat kemiskinan hanya dengan standarisasi US $ 0,6 per hari.
Ada berbagai macam indeks juga yang mengukur tentang kemiskinan dan pembangunan manusia, diantaranya ISP ( Index of Social Progres) yang dikembangkan oleh Richard J. Estes, seorang Profesor Pekerjaan Sosial dari School of Social Work, University of Pennsylvania, Amerika Serikat. Ada beberapa jenis indeks lagi diantaranya Physical Quality of Life, GNP, Human Development Index yang dikembangkan oleh UNDP, dan lain-lain. Untuk ISP sendiri terdiri dari 45 indikator sosial yang dikelompokkan dalam 10 sub-indek, yakni pendidikan, status kesehatan, status wanita, pertahanan keamanan, ekonomi, demografi, partisipasi politik, keragaman budaya, dan usaha kesejahteraan sosial.
Masalah kemiskinan yang telah mengglobal kemudian diyakini bisa diatasi pula secara global dengan diwujudkan juga disukseskannya program pembangunan secara global, terkhusus pembangunan di Dunia Ketiga yang masalah kemiskinannya cukup besar, Indonesia misalnya. Program pembangunan yang dikerucutkan menjadi program pemberantasan kemiskinan tidak pernah absen dalam muatan kampanye pemilu para wakil rakyat (baca: anggota DPR,DPRD, dan DPD), presiden, juga wakil presiden dalam setiap masa kampanye.
Program pembangunan yang dikerucutkan menjadi program pemberantasan kemiskinan ini jelas membutuhkan banyak dana dalam perealisasiannya. Bagaimana membangun irigasi yang bermanfaat di pedesaan, memaksimalkan pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah berkembang, memaksimalkan kurikulum dan staf pengajar untuk pendidikan yang berkualitas, pengadaan air bersih, maksimalisasi hasil pangan daerah, maksimalisasi unit-unit usaha kecil dan menengah, dan masih banyak lagi program lain yang bertujuan untuk pembangunan dan mengurangi kemiskinan.
Terjadilah proses subsidi silang dalam program pemberantasan kemiskinan ini secara global. Kelompok-kelompok negara yang tergabung dalam kelompok Negara Maju bersatu untuk mengumpulkan bantuan ke Negara-Negara Berkembang, baik dalam bentuk hubungan bilateral maupun multilateral. Tidak hanya itu, seiring dengan semakin beragamnya actor dalam hubungan internasional di dunia, mereka tidak hanya bekerja sama dalam hubungan lintas negara saja. Mereka pun tergabung dalam ikatan-ikatan organisasi internasional seperti UNDP, ALBA, G-20, ADB, dan lain-lain.
Pembahasan kali ini, penulis akan memfokuskan pembahasan pada ADB (Bank Pembangunan Asia) yang bertujuan untuk fokus membantu negara-negara di Asia dengan bantuan luar negerinya yang beragam dalam program pembangunan. Indonesia merupakan salah satu anggota pendiri Asian Development Bank (ADB) sejak 1966 dan menjelang akhir 2008, Indonesia telah menerima 297 pinjaman sejumlah US $ 23,5 milyar dan 498 proyek-proyek bantuan teknis senilai US $ 276,6 juta . Jika diukur dari jumlah pinjaman yang disetujui, Indonesia merupakan klien ADB terbesar dan penerima bantuan teknis terbesar kedua.
Sejak 2006, bantuan ADB didasarkan pada Strategi dan Program ADB untuk Indonesia (Country Strategy and Program/CSP) untuk 2006-2009. Selama 2000-2007, jumlah rata-rata pinjaman tahunan ADB ke Indonesia adalah sekitar $0,7 milyar. Pada 2008 ADB menyetujui pinjaman dengan jumlah total sebesar $1,085 milyar termasuk pinjaman fasilitas pembiayaan multitahap ADB (Multitranche Financing Facility/MFF) yang pertama untuk Indonesia.
Negara atau lembaga yang menjadi kreditor utang luar negeri Indonesia secara berurtan diantaranya Jepang dengan presentase 45,5%, ADB 16,4%, Bank Dunia 13,6%, Jerman 4,7%, Amerika Serikat 4,7%, dan negara-negara ataupun lembaga-lemabga lain sebesar 14,6%. Persentase ADB jika dirupiahkan berkisar Rp 129 trilliun. Dan itu hanya 16,4% dari total keseluruhan utang Indonesia. Secara keseluruhan Indonesia berutang US $ 65,46 di tahun 2009. Jumlah itu bertambah dari utang di tahun sebelumnya, tahun 2008, sebesar US $ 65,446 .
Jika dilihat besarnya bantuan yang diberikan ADB terhadap Indonesia untuk program pembangunan dan pemberantasan kemiskinan, seperti tidak percaya kenapa nominal utang kita terus saja bertambah. Dari tahun 1960-an kita telah dibantu unutk membangun negeri kita. Jika memang program itu berhasil, seharusnya ada keuntungan yang dihasilkan sehingga bisa membantu pemerintah untuk membayar utang dan tidak berutang lagi. Kondisi ketergantungan menjadi dampak dari utang yang terus saja dikelola Indonesia.
Realitanya, utang ini ternyata tidak diberikan begitu saja dari negara atau lembaga pendonor ke negara penerima. Ada berbagai macam syarat yang harus dipenuhi dan disepakati terlebih dahulu. Selain itu, bantuan yang diberikan pun tidak 100% dalam bentuk dana tunai. Kadang ada yang sudah terkonsep dalam proyek pembangunan, tinggal bagaimana direalisasikan oleh pemerintah lokal dan bermanfaat atau tidak juga cocok atau tidakkah dengan lingkungan setempat.
Jika ditinjau dari ADB ssendiri, sejak ADB berdiri pada 1966, jabatan presiden multilateral tersebut selalu dipegang oleh orang Jepang. Maklum, Jepang merupakan negara pemegang saham terbesar kedua di ADB setelah Amerika Serikat, dan memiliki kuota suara 12,75% dari total anggota ADB dan 19,6% dari total anggota di regional Asia Pasifik. Singkat cerita, ADB praktis dipengaruhi oleh Jepang. Selain itu, Jepang pun merupakan negara penyumbang terbesar di Indonesia melalui program ODA-nya (Official Development Assistance) yang mencapai US $ 10,867 milliar .
Dengan demikian, Jepang tidak hanya memanfaatkan program ODA-nya untuk menjerat hutang negara-negara berkembang, terkhusus Indonesia, tapi juga memanfaatkan instrument ADB untuk memberikan program bantuan luar negeri. Dan karena menumpuknya utang di negara-negara berkembang, maka utang itu seperti kurungan yang sangat susah untuk bebas dari kurungan tersebut. Ada dampak ketergantungan yang dihasilkannya. Negara-negara berkembang menjadi semakin tergantung dengan utang jika ingin membangun negaranya, terkhusus memberantas kemiskinan di negaranya, juga Indonesia.
Jika meninjau bagaimana kepentingan nasional Jepang diperjuangkan dalam ADB, Jepang berusaha menjerat Indonesia tetap dalam utang. Dengan demikian, maka secara tidak langsung, Jepang dapat menguasai Sumber Daya Alam Indonesia. Terutama untuk mengamankan pasokan bahan mentah secara terus menerus. Sekaligus melakukan kontrol atas harga bahan mentah.
Lain hal nya dengan Amerika Serikat. Dengan adanya bantuan luar negeri (baca: utang luar negeri), secara tidak langsung, negeri yang berutang tersebut seakan menerima resep pembangunan dari Barat untuk membuka pasarnya dan masuk dalam perekonomian global. Sekat antar negara-bangsa semakin pudar. Dan jadinya, tanpa sadar, negara-negara tersebut dikendalikan secara tidak langsung baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Kondisi ketergantungan terhadap Amerika Serikat lah yang ingin diwujudkan.
Hal ini tersirat dalam setiap syarat-syarat pembangunan yang biasa diberikan oleh negara dan atau lembaga donor, termasuk ADB, yakni: (1) Privatisasi BUMN Strategis, (2) Cabut subsidi untuk rakyat, (3) Maksimalisasi Ekspor (baca: perdagangan luar negeri, sehingga untuk kebutuhan akan lebih diprioritaskan kebutuhan perdagangan luar negeri daripada kebutuhan masyarakat kecil dan menengan yang membutuhkan di dalam negeri) . Syarat-syarat ini jelas telah dilaksanakan di Indonesia. Kini, koorporasi asing di Indonesia menguasai 85,4% konsesi pertambangan migas, 70% kepemilikan saham di BEJ, dan lebih dari 50% kepemilikan perbankan di Indonesia.
Sehubungan dengan program pembangunan, pemberantasan kemiskinan, dan perputaran uang untuk dapat membayar kembali utang yang terus saja menumpuk, Pemerintah berencana mengeluarkan UU No. 41 tahun 2008 tentang APBN. UU tersebut menyebutkan bahwa: (1) Pemerintah berencana melakukan privatisasi yang merupakan saran lembaga asing sebesar Rp 500 milliar dengan alibi neoliberalisme, (2) Demi mengsubsidi (baca: membayar utang) pemerintah ke pengusaha asing dan lokal dari berbagai sektor, pemerintah tega menerbitkan Surat Berharga Negara dengan Netto Rp 54,7 trilliun, (3) Menambah utang negara sekecil-kecilnya Rp 52,1 trilliun dengan rincian Rp 26,4 trilliun pinjaman program dan Rp 25,7 trilliun pinjaman proyek, (4) rencana pelunasan utang tahun depan sebesar 61,6% di tengah kemiskinan.
Dalam pengalokasian bantuan asing, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, seringkali banyak kepentingan dari pihak pendonor yang turut serta. Kepentingan-kepentingan inilah yang biasanya tanpa disadari dapat meleburkan aspek kedaulatan sebuah negara yang sudah terlanjur tergantung. Di Indonesia misalnya, pada masa Orde Baru, saat dimana Indonesia seakan membuka pintu lebar-lebar terhadap pihak asing, ditandatangani pula UU No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, dimana perusahaan yang pertama kali kontraknya ditandatangani di Indonesia adalah Freeport. Sedangkan diketahui bahwa potensi Gunung Erstberg saat itu terdapat 40%-50% bijih besi dan 3% tembaga, serta terdapat pula perak dan emas.
Dalam UU No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, terdapat beberapa insentif, diantaranya: (1) Pembebasan pajak terhadap keuntungan perusahaan sampai enam tahun bagi proyek-proyek yang diutamakan. Tax Holiday ini kemudian dapat diperpanjang oleh pemerintah, (2) Pembebasan dari pajak dividen untuk periode yang sama, (3) Pembebasan dari pajak material modal pada saat mulai investasi modal asing, (4) Pembebasan dari bea masuk impor untuk peralatan, mesin, alat-alat, dan kebutuhan-kebutuhan awal pabrik, (5) Pembebasan dari pajak harta benda, dan (6) Hak mentransfer keuntungan yang sedang berlangsung dalam mata-uang asal.
Selain itu, dalam UU No.20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing, pada pasal 2 Ayat 1 disebutkan bahwa Perusahaan Asing (Badan Hukum Asing) boleh memiliki seluruh modal/saham perusahaan di Indonesia. Lewat SAP (Structural Adjustment Program) dan AoA (Adjustment of Agreement), lembaga-lembaga donor seperti IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan WTO, mendesak tarif bea masuk pasar domestik dipangkas sampai habis, menciptakan pasar domestic yang sangat ramah impor, dan menyulap Indonesia menjadi negara berkembang dan negara Dunia Ketiga yang paling liberal di dunia pada tahun 1994 .
Lebih dari ¾ penduduk dunia tinggal di Negara Dunia Ketiga, namun mereka semua hanya menikmati 16% dari total pendapatan dunia. Sedangkan 20% penduduk terkaya dunia menikmati hampir 85% dari seluruh pendapatan global . Jelas bahwa kemiskinan masih saja menjadi agenda dan merupakan akibat dari ketergantungan di negara-negara Dunia Ketiga, juga Indonesia. Juan Somavia, dalam United Nation World Summit for Social Development pada tahun 1995 bahan sempat mengatakan bahwa urusan yang belum terselesaikan pada abad ke-21 adalah pemberantasan kemiskinan.
BAB III
SIMPULAN
Jumlah orang terkaya di Indonesia memang meningkat 300% dari tahun 2004 ke 2008 . Namun, peningkatan ini pun diiringi dengan peningkatan utang dari tahun 2004 ke 2008, yakni dari sebesar Rp 1.275 trilliun menjadi Rp 1.667 trilliun pada Januari 2009 . Utang ini sebagian besar dialokasikan untuk mengatasi program pemberantasan kemiskinan yang terus saja menjadi fokus utama dalam setiap periode pemerintahan di Indonesia. Namun, program pemberantasan kemiskinan ini seperti tidak kunjung terselesaikan. Ditandai dengan stabilnya angka kemiskinan di Indonesia. Yang ada malah jumlah utang dan kebutuhan negara terhadap bantuan asing yang semakin membengkak. Dampak ketergantungan yang dirasakan oleh Negara-Negara Brkembang justru semakin besar dan secara tidak langsung kemudian berdampak pada kepentingan nasional negara yang bersangkutan. Hierarki akan kelas core, semi periphery, dan periphery ibarat sebuah hal yang hakiki dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam dunia internasional.

Sistem pernapasan

Sistem pernapasan


Gambar lengkap sistem pernapasan manusia.
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.

Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
  2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Pernapasan perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
  2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Jumat, 21 Januari 2011

Love And Sex

Love And Sex
Love and sex are NOT the same thing. Love is an emotion or a feeling. There is no one definition of love because the word "love" can mean many different things to many different people. Sex, on the other hand, is a biological event. Even though there are different kinds of sex, most sexual acts have certain things in common. Sex may or may not include penetration.

Differences Between Love and Sex
Love ~
Love is a feeling (emotional).
There is no exact "right" definition of love for everybody.
Love involves feelings of romance and/or attraction.
Sex: ~
Sex is an event or act (physical).
There are different kinds of sex but all kinds of sex have some things in common.
Can happen between a male and a female, between two females, between two males, or by one's self (masturbation)
Abstinence
 
The word for not having sex is called abstinence. Some people, especially people who think it's not cool to wait to have sex, think that abstinence is a completely bad thing. Actually, there are some really good things about abstinence and some of them might apply to you.
Abstinence, or not having oral, vaginal or anal sex, is the best way to protect yourself. It is possible to get an STD even without having intercourse (penetrative sex) through skin-to-skin contact (herpes and genital warts can be passed this way).
You also have to think about your own personal values and feelings. Your teenage years bring a lot of changes in how you feel about yourself, family, friends and potential love interests--even if you don't think about sex. No matter what your feelings on sex are, it may be smart to wait until something "feels right."
Ways to Express Love Without Sex

There are millions of nonsexual ways to show someone you like them. You can show a person you care for them by spending time with them. Go to the movies. Or just hang out and talk. If you are with someone you really like, then anything can be fun. There are other ways to feel physically close without having sex. These ways include everything from kissing and hugging to touching and petting each other. Just remember that if you're not careful these activities can lead to sex. Plan beforehand just how far you want to go, and stick to your limits. It can be difficult to say NO and mean it when things get hot and heavy.
http://www.lovedateideas.com/images/spacer.gifhttp://www.lovedateideas.com/images/spacer.gif

20 ROMANTIC DATES

20 Romantic Dates
First Date? Or Spicing up a long term relationship?  Here are some Romantic Dates for your loved one.

1) Go for a walk in the park ( even in the snow), warm up over hot Chocolate.
2) Go sledding or ice skating.
3) Visit local sites of interest, check you cities web site, pretend to be a tourist
4) Get dressed up go out to dinner and dancing (a love tradition that still works).
5) Go to the zoo, hold hands while strolling.
6) Go to the book store find favorite books to share with each other.
7) Driving Ranges are great fun for golfer and those just "learning"
8) Take drive in the Country, stop at small local resturant, visit the shops in a small town.
9) Tour a food factory or winery.
10) Visit the museum in search of erotic art.
 
11) Take a train trip short or overnight.
12) Browse local art galleries, craft or pottery shops, stop for an expresso or tea
13) People watch together at the mall or mall walking is good exercise and fun too.
14) Go swimming indoor at the local YMCA in the winter or at a local beach.
15) Chocolate syrup, bananas, strawberry syrup, ice cream - build a banana split eat while watching home videos.
16) Have picnic in the park in the snow- cook hot dogs and smores, build a snowman and have snow ball fight.
17) Play air hockey and video games together.
visit a botanical garden, take a camera, snap pictures of each other.
18) Go to a Carnival try to win each other prizes, hold hands while riding the Merry-Go-Round ponies.
19) Old Favorite: rent a romantic movie eat popcorn and candy. Best New Love and Romance Movies: Love Actually and Somethings Gotta Give for the more mature
20) Guys Dating Tip: Give her flowers, and bring a special one for her mother or or send her a bouquet that reminds her of your date the next day.

Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi


Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Isi Teks Proklamasi

Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:


Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Rabu, 19 Januari 2011

Peradilan Rakyat

Cerpen Putu Wijaya

Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."

Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."

"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."

Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.

"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."

Pengacara tua itu meringis.
"Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."
"Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!"
Pengacara tua itu tertawa.
"Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.

"Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini."

Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang.

"Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog."
"Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."

"Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.

Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.

Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini."

Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak. Kemudian ia melanjutkan.

"Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya."

"Lalu kamu terima?" potong pengacara tua itu tiba-tiba.
Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.
"Bagaimana Anda tahu?"

Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: "Sebab aku kenal siapa kamu."

Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.
"Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."

Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
"Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?"
"Antara lain."
"Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku."
Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu.
"Jadi langkahku sudah benar?"
Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.

"Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
"Tidak! Sama sekali tidak!"
"Bukan juga karena uang?!"
"Bukan!"
"Lalu karena apa?"
Pengacara muda itu tersenyum.
"Karena aku akan membelanya."
"Supaya dia menang?"

"Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku."
Pengacara tua termenung.
"Apa jawabanku salah?"
Orang tua itu menggeleng.

"Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang."

"Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan."

"Tapi kamu akan menang."
"Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang."

"Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini."

Pengacara muda itu tertawa kecil.
"Itu pujian atau peringatan?"
"Pujian."
"Asal Anda jujur saja."
"Aku jujur."
"Betul?"
"Betul!"

Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut. Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi.
"Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut, bukan?"

"Bukan! Kenapa mesti takut?!"
"Mereka tidak mengancam kamu?"
"Mengacam bagaimana?"
"Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?"

"Tidak."
Pengacara tua itu terkejut.
"Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan membayarmu?"
"Tidak."
"Wah! Itu tidak profesional!"
Pengacara muda itu tertawa.
"Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan orang!"
"Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?"
Pengacara muda itu terdiam.
"Bagaimana kalau dia sampai menang?"
"Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!"
"Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?"
Pengacara muda itu tak menjawab.
"Berarti ya!"
"Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!"

Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.

"Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok."
"Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan. Aku tidak takut."

"Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?"

"Betul."
"Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.

Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional."

Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.
"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."

Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.

"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
"Tapi..."

Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara muda.
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam."

Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.

"Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang lalai."

Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.

Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.

"Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku," rintihnya dengan amat sedih, "Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?" ***

Cirendeu 1-3-03

Selasa, 18 Januari 2011

Kepergianmu


wpeAC.jpg (7186 bytes)

Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak
meragas
 Karya Ida at DeKalb

Kepada Seorang Ayah yang berbahagia,


Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.

Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu

DeKalb, June 10, 1999

Selasa, 11 Januari 2011

Semua hanya untukmu

Kan ku hapus semua resah dan gelisah yang kau rasa.
Kuingin menyentuh hatimu
Agar kaw bisa merasakan detak jantung ku
yang penuh dengan cinta dan 
Harapan untuk Mu...

Tentang Cinta

Cinta memang indah tetapi,
Cinta tidak selamanya indah
dan Cinta terkadang penuh dengan deraian air mata.

Penyesalanku

Engkau mengandungku
Engkau melahirkanku
Engkau merawatku dan
Engkau membesarkanku

Ibu...
Saat aku bayi engkau merawatku dengan penuh kasih sayang mu
dengan penuh kelembutanmu
Saatku berusia 10 tahun engkau mengajarkanku beribadah kepada Allah tetapi, aku seolah-olah tidak mendengarkanmu.

Saat ku menginjak usia 15 tahun engkau emanggilku untuk membantumu tetapi, aku malah pergi dan menghindar agar ibu tidak menyuruhku bekerja.
Saat ku berusia 19 tahun engkau membayar semua kuliah ku sehingga aku mendapat gelar sarjana
ketika engau tidak punya uang dan ingin membayar utang tapi, aku tidak menghiraukannya,,,"cari uan itu susah buuu,,"
Saat aku berusia 25 tahun engkau mengurus ku sampai ke pernikahanku yang justru membuatku pergi meninggalkanmu dari rumah.

Dan keika engkau mulai menjerit kesakitan,
saat engkau mulai membutuhkanku tetapi aku malah mengatakan "aku sibuk buuu,,aku banyak urusan di kantor"

Saat engkau menghembuskan nafas terakhirmu dan datanglah orang yang memanggilku karena ibuku telah meninggal. pada saat itulah aku baru menyadari semuanya bahwa engkautelahtiada untuk slama-lamanya.
Aku hanya bisa menitikan air mata penyesalan yang tidak berguna.
aku tidak sempat membahagiakanmu, aku tidak sempat membalas semua jasa yang engkau berikan padaku. kini tinggallah penyesalan yang ku rasakan.. 
Aku adalah anak yang berdosa terhadap ibuku..